Mungkin tidak ada yang menarik ketika melihat dan membaca judul buku “The little prince”, sebuah novel dengan gambar khas seperti halnya buku anak-anak pada umumnya. Namun setelah membacanya, banyak hal-hal yang tak terduga di dalamnya. Novel klasik yang penuh dengan pesan pembaca untuk merenung tentang makna hidup dan kehilangan. Meskipun ditujukan untuk pembaca muda, buku ini juga memiliki daya tarik bagi pembaca dewasa karena berisi pesan-pesan universal yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
1. Kehidupan Orang Dewasa
Cerita dimulai ketika Top of Formnarator adalah seorang pilot yang karena pesawatnya mengalami kerusakan, ia harus mendarat di gurun Sahara dan memperbaiki sendiri mesin pesawatnya. Keesokan paginya, ia terbangun karena suara seorang anak berambut kuning keemasan yang memintanya menggambar seekor domba. Karena terkejut oleh permintaan tersebut, sang pilot mengikuti keinginan anak itu. Namun, domba-domba yang digambarnya tidak sesuai dengan keinginan anak tersebut. Akhirnya, pilot menggambar sebuah kandang dan menunjukkan bahwa domba yang diinginkan ada di dalamnya. Anak itu, seorang pangeran kecil, akhirnya merasa puas dan menyatakan bahwa dombanya sedang tidur.
Setelah pertemuan itu, mereka terus bersama. Si pangeran kecil menerangkan asal usulnya, yaitu dari suatu planet yang disebut oleh orang dewasa sebagai Asteroid B 612, yang luasnya sedikit lebih besar dari sebuah rumah. Planet itu ditemukan pada tahun 1909 oleh seorang astronom Turki yang tidak dianggap serius oleh para ahli angkasa lain karena pakaian tradisional yang dikenakannya. Baru pada tahun 1920 ketika ia mempresentasikannya kembali pada sebuah konferensi internasional dengan berpakaian formal, berjas dan berdasi, ia mendapat apresiasi yang luar biasa.
Si pangeran kecil menyebutnya “Orang-orang dewasa memang seperti itu..” Hal itu menandakan bahwa orang dewasa pertama kali menilai orang dari visualnya terlebih dahulu. Kemudian, alasan pangeran kecil menceritakan Asteroid B 612 dan memberitahu nomornya karena “orang-orang dewasa menyukai angka”. Orang dewasa ketika mendeskripsikan seorang teman baru mereka tidak pernah bertanya “seperti apa suaranya? Apa makanan favoritnya?” tapi mereka hanya menanyakan “ Berapa umurnya? Berapa banyak kaka dan adiknya? Berapa penghasilannya?. Jika sudah bertanya seperti itu barulah mereka merasa mengenal teman barunya. Tidak hanya itu Si pangeran kecil menambahkan bukti lain bahwa orang dewasa hanya peduli pada angka. Jika berkata pada orang dewasa “Aku melihat rumah indah terbuat dari bata merah jambu, dengan bunga geranium di jendela-jendelanya dan merpati di atapnya” mereka tidak bisa membayangkannya. Lalu harus berkata “Aku melihat rumah yang harganya serratus ribu franc” barulah mereka akan berseru “ Oh, pasti indah sekali”. Tidak menutup kemungkinan bahwa memang orang-orang saat ini memang sangat peduli pada angka dan mengabaikan nilai kehidupan di dalamnya.
2. Kelahiran Bunga Mawar
Si pangeran kecil itu pun memandangi kelahiran bunga mawar yang biasa saja dan tak merepotkan siapapun. Pangeran kecil mengamati tumbuhnya dan yakin bahwa bunga itu akan cantik. Ia tak henti menyebut bahwa bunga itu sangat cantik “Betapa cantiknya kau!”. Namun seketika Pangeran kecil kesal kepada bunga mawar karena ia begitu rumit perihal perbedaan pandangan tentang “kelemahan bunga mawar”. Tak hanya itu, mereka saling mendebatkan antara siapa yang merasa benar dan salah. Meskipun mencintainya dengan I’tikad baik, tak lama kemudian Si pangeran kecil mulai meragukan bunganya ini. Dia menanggapi dengan sungguh-sungguh ucapan-ucapan si bunga yang tak berarti, dan itu membuatnya sangat tidak bahagia. Dia meneruskan curahan hatinya
“Di masa itu tidak ada yang kumengerti! Aku seharusnya menilai dia dari perbuatannya dan bukan kata-kata nya. Dia menguarkan keharumannya di sekelilingku dan mencerahkan hidupku. Aku seharusnya tidak melarikan diri! Aku seharusnya bisa menebak kelembutan di balik musihat-muslihat kecilnya. Bunga sungguh kontradiktif! Teatapi aku masih terlalu muda sehingga belum tahu bagaimana mencintainya”
Setelah itu, Pangeran kecil meninggalkan bunga mawar sendirian di planetnya dan memilih untuk pergi berkelana ke planet lain. Walaupun ia masih sangat mencitainya.
Dalam sebuah hubungan baik itu hubungan dengan teman, keluarga, atau pasangan, pasti diwarnai oleh perbedaan pendapat dan pandangan. Bagaimana komunikasi haru tetap terjalin agar hal yang menjadi perbedaan itu dapat teratasi. Banyak sekali hubungan manusia berakhir karena komunikasi dan kurangnya saling memahami atas apa yang telah terjadi. Jika semuanya tidak teratasi akhirnya saling meninggalkan.
3. Berkelana ke Planet Lain
Dalam perjalanannya ini, Si pangeran kecil telah menemukan banyak jenis orang yang menjadi dewasa dalam kesendirian mereka. Planet pertama, dihuni oleh seorang Raja dari sebuah kerajaan fiktif (yang melihat dirinya hanya sebagai subjek), ia sangat berkuasa dan pandai menghakimi. Salah satu kalimat yang mengandung makna yaitu:
“Jauh lebih sukar menghakimi diri sendiri daripada menghakimi orang lain. Jika kau berhasil menghakimi dirimu sendiri dengan benar, berarti kau benar-benar orang bijak”
Planet kedua, dihuni oleh orang yang angkuh dan hanya mendengar pujian (yang melihatnya sebagai pengagum). Planet ketiga, dihuni oleh peminum yang minum untuk melupakan bahwa dia minum. Planet keempat, dihuni geografer yang mencatat perjalanan setiap orang yang datang ke planetnya, tetapi tidak pernah pergi ke mana pun sepanjang hidupnya. Planet kelima dihuni pengusaha yang tidak menghiraukan apapu dan terus saja berhitung sepanjang hidupnya. Planet keenam, dihuni petugas yang menyalakan lampu yang mematuhi seperangkat instruksi tanpa pertanyaan. Dan planet selanjutnya dihuni ahli geografi yang menulis buku-buku besar, yang tidak mencatat hal-hal penting dalam hidup, tetapi hanya yang abadi.
Ketika si pangeran kecil tiba di bumi, lagi-lagi hanya kesepian dan absurditas dari eksistensinya yang ditemukan. Mulai dari seekor ular yang hanya berbicara dalam bentuk teka-teki. Ular ini juga mengingatkan si pangeran bahwa justru di tengah banyak orang, kita semakin merasa sepi. Binatang itu pun mengaku memiliki kekuatan untuk mengirim seseorang ke asalnya. Setelah itu, sang pangeran memanjat gunung untuk melihat bumi dengan lebih jelas dan terkejut ketika mendengargema suaranyasendiri. Dia berpikir bahwa manusia sangatlah aneh karena mereka selalu mengulangi apa yang mereka katakan dan bahwa bumi itu keras dan penuh dengan benda tajam.
4. Mawar yang Telah Dijinakkan (Penyesalan)
Pangeran telah sampai di kebun yang penuh dengan bunga mawar. Dia terkejut karena sebelumnya mengira bahwa mawarnya spesial dan hanya satu-satunya di dunia. Sang pangeran pun menangis karena mengingat mawar yang telah ia tinggalkan sendirian, tetapi ia lalu bertemu dengan seekor rubah yang meminta sang pangeran untuk menjinakkannya. Namun mereka tidak ingin saling menjinakkan. Dia lalu menjelaskan
kepadanya tentang cinta, dan bahwa mawarnya memang spesial baginya.
“Pergilah lihat mawar-mawar itu lagi. Kau akan mengerti bahwa, bagaimanapun juga, mawarmu unik di dunia ini. Kemudian kembalilah dan ucapkan selamat tinggal kepadaku. Sebagai hadiah, aku akan memberitahumu suatu rahasia”
Kemudian Si pangeran kecil pergi melihat mawar-mawar itu lagi, dan berkata:
“Kalian cantik, tapi kalian hampa,” dia melanjutkan “ Tidak ada orang yang bersedia mati untuk kalian. Tentu saja, orang yang sekedar lewat akan mengura mawarku sama persis seperti kalian. Tetapi mawarku walaupun cuma setangkai, jauh lebih berarti daripada kalian semua, karena dialah yang kusirami. Karena dialah yang kulindungi dengan tabir. Karena dialah yang ku dengarkan, waktu dia mengeluh, atau menyombongkan diri, atau ketika dia cuma membisu. Karena dia mawar-mawarku”
Setelah itu rubah memberikan rahasianya kepada Pangeran : “ Inilah rahasiaku, sangat sederhana: Kau hanya bisa melihat jelas dengan hatimu. Hal yang terpenting tidak terlihat oleh mata.”
Sang rubah berkata mawarnyalah satu-satunya di dunia, karena waktu yang sudah sang pangeran buang untuk
merawatnya dan hanya ia yang pangeran cintai. Rubah juga menjelaskan bahwa
sang pangeran sudah menjinakkan bunga dan sang bunga pun sudah menjinakkan.
“Waktu yang telah kau habiskan untuk mawarmulah yang membuat mawarmu begitu penting”
Si rubah menambahkan:
“Tetapi kau tak boleh lupa, Kau harus bertanggung jawab, selamanya, atas apa yang telah kau jinakkan. Kau bertanggung jawab atas mawarmu.”
Begitulah manusia, mereka selalu melewatkan apa yang begitu penting baginya. Keserakahan dan ambisi membuat hal penting itu terlupakan. Belajar bersyukur apa yang kita punya saat ini.
5. Perjalanan Terakhir
Setelah deretan kilas balik itu, sang pilot kembali menceritakan kondisinya. Saat mulai sekarat karena kehausan, sang pilot dan pangeran kecil berjalan melintasi gurun dan akhirnya menemukan sebuah sumur. Sang pangeran kecil mengingatkan bahwa gurun itu tampak cantik karena ia menyembuyikan mata air di dalamnya. Hal-hal yang tersembunyi itulah yang membuat segalanya memiliki arti. Keesokan harinya, sang pilot melihat sang pangeran kecil kembali berbicara kepada si ular. Ia menjadi sangat resah. Apalagi kemudian sang pangeran kecil mengucapkan selamat tinggal karena sudah waktunya ia kembali ke planet asalnya. Ia seperti akan mati karena tidak mungkin membawa tubuhnya kembali ke planet yang jauh itu.
Banyak sekali makna hidup dalam novel ini. Satu hal yang menjadi daya tarik utamanya adalah penggunaan metafora dan simbolisme yang kuat. Setiap karakter dan planet yang dikunjungi Little Prince mewakili sifat manusia dan masyarakat, seperti kematangan, keinginan untuk menguasai, keserakahan, dan kerendahan hati.
"The Little Prince" adalah sebuah novel yang mengajak pembaca untuk merenung tentang nilai-nilai kehidupan, keindahan, dan kehilangan yang terkadang terabaikan oleh orang dewasa. Meskipun ditulis pada tahun 1943, pesan-pesan dalam novel ini tetap relevan hingga saat ini. Buku ini menjadi salah satu karya sastra yang paling dihormati dan dicintai di seluruh dunia, dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Secara keseluruhan, "The Little Prince" adalah kisah yang menggemaskan, mengharukan, dan menyentuh hati. Novel ini membangkitkan imajinasi dan memperlihatkan kepada pembaca tentang keajaiban sederhana yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Le Petit Prince (Pangeran Kecil) adalah novel karya Antoine de Saint-Exupéry yang diterbitkan pada tahun 1943. Novel dalam Bahasa Prancis ini telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 300 bahasa dan dialek, serta terjual lebih dari 140 juta salinan hingga saat ini.
Respon Estetik✨